Saturday, January 15, 2011

Mungkin postingan kali ini akan bercerita dia. Dia seorang wanita yang indah untuk disayangin dan dipeluk serta dijaga segala yang ada didalam dirinya. Namun sekarang saya sudah tidak bisa mendarakan kasih sayang saya kepadanya.

Teringat kembali masa-masa indah dengan dia. Masa-masa dimana kita melakukan canda dan tawa. Melakukan semua nya tanpa ada beban. kami sering bercengkrama dengan hal-hal imajinasi yang sangat membuat dunia ini terasa milik kita berdua. kami juga berbicara dan menutup kedua mata kita untuk melihat suatu kenindahan dunia.

Banyak hal yang saya lakukan dengannya. Berjalan hingga larut malamnya Jakarta. Bercanda dengan indahnya kemacetan ibu kota. Bertengkar dengan kedamaian suasana ramai.

Bertukar pikiran dan bercerita tentang hari yang telah kita lalui pada saat tidak saling bertemu. Bersama-sama mencela seseorang yang hanya boleh terdengar oleh seekor kucing bernama “taku”

Sering kali kami menari-nari diatas sebuah alas bertanda panah empat dan lima yang diikuti dengan lantunan musik dari band-band asal jepang dan korea. Hal yang selama ini tidak pernah saya lakukan dan saat bersamanya saya melepaskan semua titik malu saya untuk menari mengikuti dia.

Melihat dia tetawa lepas membuat saya serasa memiliki seorang yang sebenernya tidak pantas untuk dilukai. Gigi kelincinya yang merupakan nilai tambah dari kemanisan wajahnya sangat ingin sekali saya miliki. Mata yang sangat memancarkan rasa sayang kepada saya yang pada saat bersamaan pula saya tidak bisa mendapatkan sepenuhnya rasa sayang itu.

Membiarkannya pergi mungkin ini adalah kesalahan yang terbesar saya. Namun itu yang terbaik untuk dirinya. Untuk ketenangan hatinya. Untuk semua hal yang tidak pernah saya berikan kepadanya. Semoga pada saat bertemu saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Lebih baik sebagai sesorang yang bisa menghormati dia dan memberikan batasan kalau saya hanyalah teman untuk dia. Untuk seorang